BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Meskipun linen kotor
dapat berisi banyak sekali mikroorganisme, hanya sedikit risiko terjadinya
kontaminasi selagi memroses linen. Kalau terjadi infeksi yang berhubungan
dengan pekerja, sering kali akibat pekerja tidak memakai sarung tangan atau
mencuci tangannya selama atau sesudah proses mengumpulkan, membawa, dan memilih
barang kotor. Untuk mengurangi risiko terkontaminasi, petugas pada setiap
fasilitas kesehatan harus menetapkan cara yang terbaik untuk menangani,
memroses, dan menyimpan linen.
Sebagaimana jenis dan
volume pelayanan dikembangkan oleh rumah sakit dan klinik kesehatan primer,
demikian pula kebutuhan akan linen di bangsal-bangsal dan rumah tangga.
Tambahan lagi, unit-unit bedah, area-area khusus (umpamanya ICU neonatal), dan
bagian-bagian lain seperti anestesiologi, radiologi, dan kardiologi, tempat
berbagai prosedur medis yang invasive kini dilakukan, telah meningkatkan
kebutuhan linen (kap, masker, dan gaun), sebgaimana akibatnya, di banyak rumah
sakit besar pencucian linen makin banyak dikontrakkan di perusahaan luar yang
mengkhususkan diri dalam pekerjaan ini. Dimanapun linen yang kotor itu di
proses, bagaimanapun, praktik-praktik pencegahan infeksi yang telah dianjurkan
untuk pemrosesan linen secara aman, adalah sama.
Di rumah sakit dan
klinik yang lebih kecil, pegawai rumah tangga dan staf pembersih akan terus
bertanggung jawab dalam menangani dan memroses linen kotor dan barang lainnya.
Untuk melakukan pekerjaan ini dengan baik, staf yang melaksanakan tugas ini
harus dilatih dengan seksama dan secara teratur disupervisi. Tanpa ini,
kecelakaan akan terjadi dan staf akan beresiko tinggi terpapar akan bahan-bahan
infeksius dan mendapatkan infeksi yang berhubungan dengan pekerjaan (Economics
Report 1994)
B.
TUJUAN
Konsep kunci yang akan
dipelajari dalam bab ini meliputi :
·
Mengapa menangani dan memroses linen
kotor secara hati-hati itu penting
·
Alat pelindung pribadi mana yang
digunakan dan mengapa
·
Bagaimana linen yang kotor dikumpulkan
dan dibawa
·
Bagaimana linen yang kotor harus
dipilih, dicuci, dan di keringkan
·
Bagaimana linen yang bersih harus
disimpan, dibawa, dan didistribusikan
BAB II
ISI
A. DEFINISI
·
Detergen
bahan
pembersih yang membuat antimicrobial hilang. Detergen (cair atau bubuk)
komposisinya terdiri dari hidropilik (larut dalam air) dan lipopilik
(melarutkan lemak) dan terbagi menjadi empat jenis ; anionic, kationik,
ampoterik, dan deterjen nonionic.
·
Linen
Bahan-bahan
dari kain yang digunakan dalam fasilitas perawatan kesehatan oleh staf rumah
tangga (kain tempat tidur dan handuk),
staf pembersih (kain pembersih, gaun, dan kap), personel bedah (kap, masker,
baju cuci, gaun bedah, drapes dan pembungkus), serta staf di unit khusus
seperti ICU dan unit-unit lain yang
melakukan prosedur medic invasive (seperti anestesiologi, radiologi, atau
kardiologi).
·
Linen kotor atau yang terkontaminasi
(istilah digunakan bergantian)
Linen
dari berbagai sumber di rumah sakit atau klinik yang dikumpulkan dan dibawa ke
londri/binatu untuk di proses. Semua bahan, tidak perdulu kelihatannya kotor
atau sudah dipakai dalam prosedur bedah, harus dicuci dan dikeringkan.
Sekalipun masih terbungkus dan belum dipakai, kain steril harus dicuci sebelum
dilakukan sterilisasi.
·
Pemilihan (sorting)
Proses
pemeriksaan dan pengeluaran benda asing kadang-kadang benda berbahaya (seperti;
benda tajam, pecahan gelas) dari linen kotor
sebelum pencucian. Langkah ini sangat penting karena linen kotor dari
kamar bedah atau klinik kadang-kadang mengandung benda-benda tajam (seperti
skapel, gunting tajam, jarum suntik dan jahit, dan jepitan handuk).
·
Perlukaan kerja atau infeksi
Suatu
perlukaan atau infeksi yang di dapat oleh staf pelayanan kesehatan
·
Sabun dan deterjen (istilah digunakan
bergantian)
Produk
pembersih (batangan, cair, atau bubuk) yang menurunkan tegangan permukaan
sehingga membantu mengeluarkan kotoran, debu, dan mikroorganisme sementara dari
tangan. Sabun biasa memerlukan gosokan sampai menghilangkan mikroorganisme
secara mekanis. Sabun antiseptic (antimicrobial) juga membunuh atau menghambat
pertumbuhan kebanyakan mikroorganisme.
B. MEMROSES LINEN
Memroses linen terdiri
dari semua langkah yang diperlukan untuk mengumpulkan, membawa, dan memilih
(menyortir) linen kotor dan membinatu (mencuci, mengeringkan, melipat, atau
membungkus), kemudian berbagai sumber merupakan suatu proses yang rumit. Prinsip-prinsip
dan langkah-langkah utamanya tercantum dalam Tabel 13-1. Staf yang ditugasi untuk mengumpulkan, membawa dan
memilih linen kotor harus sangat berhati-hati. Mereka harus memakai pakaian
tebal atau sarung tangan rumah tangga untuk mengurangi risiko perlukaan oleh
jarum atau benda tajam, termasuk pecahan gelas. Staf yang bertanggung jawab
terhadap pencucian barang kotor harus memakai sarung tangan rumah tangga, alat
pelindung mata, dan apron plastic atau karet.
Tabel
13-1. Prinsip dan langkah utama dalam memroses linen
·
Staf rumah tangga dan binatu harus
memakai sarung tangan dan alat pelindung pribadi lainnya apabila mengumpulkan,
menangani, membawa, memilih, dan mencuci linen kotor.
·
Kalau mengumpulkan dan membawa linen
kotor, tangani sesedikit mungkin dan dengan kontak minimum untuk mencegah
perlukaan dan penyebaran mikroorganisme.
·
Anggaap semua bahan kain (umpamanya kain
bedah, gaun, dan pembungkus) yang telah dipakai untuk suatu prossedur sebagai
infeksius. Sekalipun tidak tampak adanya kontaminasi, bahan itu harus di
binatu.
·
Bawa linen kotor dalam container yang
tertutup atau kantong plastic untuk mencegah keterceceran, dan batasi linen
kotor itu dalam area tertentu sampai dibawa ke binatu.
·
Pilih dengan hati-hati semua linen di
area binatu sebelum dicuci. Jangan mulai memilih (presort) atau mencuci linen
pada saat mau dipakai.
PENGGUNAAN PERLENGKAPAN PERLINDUNGAN DIRI
Tabel 13-2
adalah daftar perlengkapan perlindungan diri (PPD) yang dipakai staf dalam
melakukan berbagai tugas yang berhubungan dengan pemrosesan linen.
Tabel 13-2.
Perlengkapan Perlindungan Diri yang Dianjurkan dalam Pemrosesan Linen
Jenis
PPD
|
Kapan
dipakai
|
Sarung
tangan (lebih baik sarung tangan rumah tangga yang digunakan dalam rumah
tangga) dan sepatu tertutup yang melindungi kaki dari kejatuhan benda
(tajam), darah yang terciprat, dan duh tubuh.
Apron
plastic atau karet dan kaca mata pelindung
|
·
Menangani larutan desinfektan
·
Mengumpulkan dan menangani linen
kotor.
·
Membawa linen kotor.
·
Memilih linen kotor.
·
Mencuci linen kotor dengan
tangan.
·
Memasukkan linen ke dalam mesin
cuci.
·
Memilih kain kotor.
·
Mencuci linen kotor dengan tangan
·
Memasukan linen kotor ke dalam
mesin cuci
|
MENGUMPULKAN, MEMBAWA, DAN MEMILIH LINEN
Mengumpulakan dan membawa
Setelah
prosedur medis dan bedah invasive atau selagi mengganti linen di kamar pasien :
·
Kumpulkan linen bekas pakai dalam
kantong kain, kantong plastic, atau container yang ada tutupnya. Kalau linen
terkontaminasi berat dengan darah atau cairan tubuh, dengan hati-hati gulungkan
area yang terkontaminasi itu ke pusat
linen dan tempatkan dalam kantong yang tahan bocor atau container dengan
penutup.
·
Kantong kain biasanya cukup untuk
kebanyakan linen untuk merawat pasien. Kantong memerlukan proses yang sama
seperti isinya.
·
Tangani linen kotor sesedikit mungkin
dan jangan dikocok, untuk mencegah penyebaran mikroorganisme ke sekitarnya,
personel, dan pasien lain.
·
Tidak perlu memakai kantong dobel atau
menggunakan perlindungan lain untuk membawa linen dari pasien yang diisolasi.
·
Jangan memilih atau mencuci linen kotor
di area perawatan pasien.
(CDC 1998; OSHA 1991).
·
Kumpulkan dan bawa linen kotor sesuai
setiap prosedur, setiap hari, atau kalau di perlukan dari kamar paien.
·
Bawa linen kotor yang terkumpul dalam
kantong tahan bocor, container dengan penutup, atau kereta yang tertutup ke
area pemrosesan setiap hari atau lebih sering sebagaimana diperlukan.
·
Bawa kain kotor dan kain bersih secara
terpisah. Kalau ada kereta atau container lain untuk linen kotor dan bersih
harus ditandai dengan sangat jelas. Kalau tidak, bersihkan seluruh container
dan kereta yang dipakai untuk membawa linen kotor sebelum dipakai untuk membawa
linen bersih.
Memilih
linen kotor
Area untuk memproses
linen kotor harus terpisah dari area lainnya seperti yang dipakai untuk melipat
dan memilih linen bersih, area perawatan pasien dan area penyediaaan makanan.
Disamping itu, harus cukup ventilasi dan pembatas fisik (dinding) antara area
linen bersih dan linen kotor.
Pemilihan linen secara
aman itu penting sekali. Pemilihan harus dilakukan secara cermat karena linen
yang kotor (duk yang lebar dan duk kecil/lap/handuk) dari kamar bedah atau area
prosedur lainnya tidak jarang mengandung barang tajam (misalnya skapel, gunting
tajam, jarum suntik dan jahit dan jepitan handuk yang tajam). Selain itu, dari
pembersihan kamar tidur pasien dapat di peroleh kasa yang kotor atau terkena
darah atau di basahi cairan tubuh lainnya. Barang-barang ini harus ditangani
secara cermat dengan memakai sarung tangan pelindung, alat pelindung mata, dan
apron plastic atau karet, dan harus di buang sepatutnya. Walaupun jarang,
infeksi yang berhubungan dengan pemilihan dihubungkan dengan gagal mencuci
tangan dan penggunaan PPD sepatutnya (Mc Donald 2002).
Linen kotor dapat juga
mengandung bahan yang tidak infeksiua seperti gig palsu, gelas kacaa, dan alat
bantu dengar. Bahan-bahan ini tidak mengancam terjadinya infeksi dan tidak
perlu ditangani secara khusus.
Menyortir (mengumpulkan, membawa dan
memilih linen )
a.
Mengumpulkan dan membawa linen dalam
kantong kain, plastik, konteiner tertutup dengan cara :
·
Menyiapkan kantong plastik/
kontainer tertutup.
·
Dalam mengumpulkan linen kotor
usahakan seminimal mungkin kontak dengan linen.
·
Memasukkan linen ke dalam kantong
plasik/ container tetutup.
b.
Jangan memilih / mencuci linen kotor
di area perawatan pasien.
c.
Tangani linen kotor sesedikit
mungkin dan jangan dikocok.
d.
Membawa kain kotor dan bersih secara
terpisah.
e.
Memilih linen kotor.
·
Area memilih linen kotor harus
terpisah dari area lain.
·
Cukup ventilasi
·
Ada pembatas dinding antara area
linen bersih dan linen kotor.
MENCUCI
LINEN
Mencuci
dan Mengeringkan
Semua bhan linen
(misalnya sprei, kain bedah, masker, gaun) yang bersinggungan langsung dengan
pasien harus dicuci secara seksama sebelum dipakai lagi. Dekontaminasi sebelum mencuci tidak diperlukan kecuali linen
itu kotor sekali dan akan dicuci dengan tangan (berulang merendam linen dalam
klorin, bahkan sengan larutan encer sekalipun dapat merusak kain lebih cepat).
Tanggung jawab staf dalam memcuci linen dengan tangan adalah menggunakan PPD
sebagaimana tercantum dalam tabel 13-2.
Selain itu, para pekerja jangan membawa linen basah dan kotor dengan menyentuh
badannya sekalipun mereka memakai apron plastic atau karet.
Mencuci linen Dekontaminasi sebelum
mencuci tidak diperlukan kecuali linen kotor sekali dan akan dicuci dengan
tangan (barulah merendam linen dalam klorin 0,5%) dengan cara :
a.
Menyiapkan air yang telah bercampur
dengan klorin, dengan cara seperti yang telah disebutkan di atas ( mencampur
klorin dan air ).
b.
Memasukkan linen yang kotor ke dalam
air yang telah disiapkan.
c. Merendam linen selama kurang lebih
10 menit
Mencuci dengan tangan
Langkah
1 : Cuci
linen yang kotor sekali terpisah dari linen yang tidak kotor.
Langkah 2 :
Cuci semuanya dalam air dengan sabun cair untuk mengeluarkan kotorannya, bahkan
kalau
tidak tampak sekalipun :
·
Pakai air hangat kalau ada.
·
Tambahkan pemutih (misalnya, 30-60 ml,
kira-kira 2-3 sendok meja, dari larutan klorin 5%) untuk membantu membersihan
dan tindakan terhadap bakteri.
·
Tambahkan asam (asam yang lemah) untuk
mencegah linen jadi kuning, kalau diinginkan.
Langkah
3 :
Periksa kebersihan cucian. Cuci ulang kalau ternyata masih kotor atau bernoda.
Langkah
4 :
Bilas cucian itu dengan air bersih.
Mencuci dengan tangan
a.
Cuci linen yang kotor sekali
terpisah dari linen yang tidak kotor dengan cara :
·
Menyediakan 2 ember yang
masing-masing sudah terisi air.
·
Mencuci linen di masing-masing ember.
b.
Cuci semuanya dalam air dengan sabun cair
untuk mengeluarkan kotorannya.
·
Pakai air hangat kalau ada.
·
Tambahkan pemutih misal 30-60 ml
kira-kira 2-3 sendok meja. Dan klorin 0,3% untuk membantu membersihkan dan
tindakan terhadap bakteri.
c.
Periksa kebersihan cucian, cuci ulang kalau
ternyata masih kotor / bernoda dengan cara :
·
Membentangkan linen yang sudah
dicuci di bawah penerangan yang cukup.
·
Mengamati linen apakah masih ada
noda yang tersisa.
d.
Bilas dengan air bersih dengan cara :
·
Membuang air bekas cucian.
·
Membilas linen yang telah dicuci dengan air
mengalir sampai tidak berbusa lagi.
Mencuci dengan mesin
Langkah
1 : Cuci
linen yang kotor sekali terpisah dari linen yang tidak kotor.
Langkah 2 :
Sesuaikan suhu dan siklus waktu dari mesin menurut instruksi pabrik dan jenis
sabun atau sabun pencuci lainnya yang akan dipakai. Baik siklus mencuci dingin
maupun panas dengan pemutih menurunkan jumlah bakteri pada linen.
Mencuci
dengan air panas
·
Gunakan air panas diatas 71’C dan sabun
untuk membantu melepaskan kotoran.
·
Tambahkan pemutih dan asam seperti
diatas.
·
Sesuaikan siklus waktu mesin menurut
instruksi pabrik.
Langkah
3 :
kalau siklus mencuci telah lengkap, periksa kebersihan linen. Cuci ulang kalau
masih kotor atau bernoda. Linen yang kotor sekali memerlukan cuci ulang.
Mencuci dengan mesin cuci
a.
Cuci linen yang kotor sekali
terpisah dari linen yang tidak kotor caranya:
·
Memisahkan linen yang kotor dengan yang sangat
kotor.
·
Memasukkan linen yang sangat kotor terlebih
dahulu ke dalam mesin cuci sambil diberi air dan sabun.
b.
Mengoperasionalkan mesin cuci
·
Sesuaikan suhu dan siklus waktu dari
mesin cuci
·
Pakai air hangat kalau ada
·
Tambahkan pemutih misal 30-60 ml
kira-kira 2-3 sendok meja dan klorin 0,3% untuk membantu membersihkan dan
tindakan terhadap bakteri
c.
Periksa kebersihan cucian, cuci ulang kalau
ternyata masih kotor / bernoda dengan cara seperti di atas.
d.
Bilas dengan air bersih dengan cara seperti di
atas
Mengeringkan,
memeriksa, dan melipat linen
Baik pencucian dengan tangan maupun
dengan mesin, langkah-langkahnya lama.
Langkah
1 :
keringkan di udara atau dengan mesin sebelum diproses selanjutnya. Keringkan di
udara di bawah matahari, apabila mungkin, linen jangan sampai menyentuh tanah,
jauhkan dari debu dan uap.
Langkah
2 :
setelah bahan linen seluruhnya kering, periksa adanya lubang dan area yang
using. Kalau ada, bahan itu harus ddi buang atau diperbaiki sebelum dipakai
llagi atau disimpan. (kalau berlubang atau banyak area yang harus di perbaiki,
bahan itu jangan di pakai lagi sebagai drape.
Bahan dapat di potong-potong kecil dan digunakan sebagai lap pembersih)
Membuat standar
akan membantu menentukan kapan drapes atau pembungkus linen harus dibuat
menjadi lap. Umpamanya, suatu drape jangan memiliki area lebih dari 5 per 1
foot (12 inci) persegi atau 20% dari drape tertutup tambalan . tambalan
harus dihindari karena akan menambah ketebalan linen dan mengurangi
tembusan uap kalau di perlukan sterilisasi.
|
Langkah
3 :
linen yang bersih dan kering harus disetrika sejauh diperlukan dan dilipat.
Kalau drape bersih dan kering dapat diterima, drape itu dapat disetrika sebelum
di tempatkan dalam rak atau dalam container untuk disimpan.
Mengeringkan , memeriksa dan melipat
linen
a.
Keringkan di udara / mesin sebelum
di proses selanjutnya. Bila di keringkan di udara di bawah sinar matahari linen
jangan menyentuh tanah jauhkan dari debu dan asap.
b.
Setelah linen kering periksa adanya
lubangdan area yang berlubang. Kalau ada bahan tersebut harus dibuang atau
dipotong kecil-kecil untuk lap.
c. Linen yang bersih dan kering harus
disetrika dan dilipat
Kalau
linen yang steril diperlukan siapkan dan sterilkan pak pembungkus seperti
dibicarakan dalam Bab 11 dan Lampiran G. panduan yang dianjurkan untuk memroses
linen kotor diikhtisarkan dalam Tabel
13-3.
MENYIMPAN,
MEMBAWA, DAN MENDISTRIBUSIKAN LINEN BERSIH
Menyimpan
linen kering
·
Simpan linen bersih dalam area
penyimpanan tertutup yang bersih.
·
Gunakan penghalang fisik untuk
memisahkan kamar melipat dan penyimpanan dari area kotor.
·
Rak harus bersih
·
Linen yang di simpan ditangani sesedikit
mungkin
Menyimpan linen kering
Simpan
di area penyimpanan tertutup yang bersih dengan cara :
a.
Menyiapkan almari khusus penyimpan
linen.
b.
Masukkan linen yang telah terlipat
satu-persatu.
Gunakan penghalang fisik untuk memisahkan
kamar melipat dan penyimpanan dari area kotor
c.
Rak harus selalu bersih.
d.
Linen yang disimpan ditangani sesedikit
mungkin.
Membawa linen bersih
·
Linen bersih dan kotor harus dibawa
terpisah
·
Container atau kereta yang dipakai
membawa linen kotor harus dibersihkan dengan seksama sebelum digunakan untuk
membawa linen bersih. Kalau container dan kereta yang berbeda di gunakan untuk membawa linen
bersih dan kotor, harus dipasang label.
·
Linen berssih harus dibungkus atau di
tutupi selama dibawa untuk mencegah kontaminasi.
Membawa linen bersih
Linen
bersih harus dibungkus atau ditutupi selama dibawa untuk mencegah kontaminasi.
Mendistribusikan linen bersih
·
Lindungi linen bersih sampai dibawa
untuk digunakan.
·
Jangan meninggalkan linen ekstra di
kamar pasien.
·
Tangani linen bersih sesedikit mungkin
·
Jangan mengebutkan linen bersih karena
akan mengeluarkan debu
·
Bersihkan kasur kotor sebelum menaruh
linen bersih diatasnya.
Mendistribusikan linen bersih
a.
Lindungi linen bersih sampai dibawa
untuk digunakan dengan trolley tertutup
b.
Jangan meninggalkan linen extra di
kamar pasien.
c.
Tangani linen bersih sesedikit mungkin.
d.
Jangan mengebutkan/mengibaskan linen
bersih karena akan mengeluarkan debu.
e.
Bersihkan kasur kotor sebelum menaruh linen
bersih di atasnya.
Table 13-3.
panduan untuk memroses linen dan perlengkapan pelindung diri
Bahan
|
Dekontaminasi
|
Pembersihan
|
Desinfeksi
Tingkat Tinggi
|
Sterilisasi
|
Kaca mata pelindung dan penutup wajah
|
Lap dengan larutan klorin 0,5% setelah
setiap prosedur atau kalau tampak kotor
|
Cuci dengan air sabun cair dan air,
bilas dengan air bersih, keringkan di udara atau handuk, setelah setiap
prosedur atau kalau tampak kotor
|
Tidak perlu
|
Tidak perlu
|
Linen (kap, masker, baju cuci, gaun
penutup)
|
Tidak perlu.(staf binatu harus memakai
gaun, sarung tangan, sepatu tertutup, dan alat pelindung mata kalau menangani
linen kotor).
|
Cuci dengan sabun cair dan air untuk
menghilangkan semua partikel kotoran. Bilas dengan air bersih, keringkan di
udara atau dengan mesin. Pakaian yang dikeringkan di udara dapat di setrika
sebelum dipakai.
|
Tidak perlu
|
Tidak perlu
|
Apron (plastic atau karet yang berat)
|
Lap dengan larutan klorin 0,5%. Bilas
dengan air bersih. Pada sore hari atau kalau tampak kotor.
|
Cuci dengan sabun cair dan air. Bilas
dengan air bersih, keringkan di udara atau dengan handuk. Pada sore hari atau
kalau tampak kotor.
|
Tidak perlu
|
Tidak perluj
|
Gaun bedah, duk linen dan pembungkus
|
Tidak perlu. (staf binatu harus
memakai apron / celemek sarung tangan, dan alat pelindung sewaktu menagani
linen kotor).
|
Cuci tangan dengan sabun cair dan air.
Bilas dengan air bersih, udara atau mesin pengering sesudah dipakai.
|
Tidak prakis
|
Lebih diinginkan
|
Kertas atau plastic
|
Tempatkan dalam container sampah yang tahan bosor
atau kantong plastic
|
|
|
|
Jika air kran
terkontaminasi, gunakan air yang dimasak selama 10 menit setelah mendidih dan
saring untuk menghilangkan partikel (jika perlu), atau gunkan air yang sudah di
campur klorin air yang sudah diolah dengan melarutkan kaporit (sodium
hipoklorit) untuk membuat konsentrasi 0,0001%
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Bahwa pengelolaan linen
kotor di ruangan rawat inap bukan hal yang bias diabaikan. Terutama karena
linen kotor merupakan sumber infeksi yang dapat menjadi perantara tertularnya
penyakit dari orang yang menderita penyakit infeksius keorang lain yang
mempunyai daya tahan tubuh rendah.
B.
SARAN
Pada hakikatnya sebagai
petugas kesehatan harus mengetahui dampak dari linen kotor untuk menghindari
infeksi-infeksi yang akan di timbulkan. Mak diperluka kesadaran dari tiap
individu untuk belajar dengan tujuan mengetahui dampak negative yang akan
ditimbulkan dari linen kotor.
DAFTAR
PUSTAKA
Maki DG, C Alvarado dan
C Hassemer. 1986. Double-bagging of items from isolation rooms is unnesessary
as an infection control measure: A comparative study of surface contamination
with single and double bagging, Infect Control 7(11): 535-537
Managan LP. 2001.
Infection control dogma: top 10 suspect. Infect Control Hosp Epidemiol 22(4):
243-247
McDonald LL. 2002.
Linen services, in APIC Text of Infection Control and Epidemiology, chapter 75,
APIC: Washington, DC
Pugliese G. 1989,
Isolating and double bagging laundry: Is it really necessary? Health Facility
Management 2(2): 16-20
Occupational Safety and
Health Administration (OSHA), US Department of Labor, 1991. Occupational
exposure to bloodborne pathogens: Final rule. Fed Regist 56(235): 64004-64182
Weinstein SA et al.
1989. Bacterial surface contamination of patient’s linen: isolation precautions
versus standard care. Am J Infect Control 17(5): 264-267
Tidak ada komentar:
Posting Komentar