Sabtu, 07 Oktober 2017

MAKALAH STERILISASI LINEN



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Meskipun linen kotor dapat berisi banyak sekali mikroorganisme, hanya sedikit risiko terjadinya kontaminasi selagi memroses linen. Kalau terjadi infeksi yang berhubungan dengan pekerja, sering kali akibat pekerja tidak memakai sarung tangan atau mencuci tangannya selama atau sesudah proses mengumpulkan, membawa, dan memilih barang kotor. Untuk mengurangi risiko terkontaminasi, petugas pada setiap fasilitas kesehatan harus menetapkan cara yang terbaik untuk menangani, memroses, dan menyimpan linen.
Sebagaimana jenis dan volume pelayanan dikembangkan oleh rumah sakit dan klinik kesehatan primer, demikian pula kebutuhan akan linen di bangsal-bangsal dan rumah tangga. Tambahan lagi, unit-unit bedah, area-area khusus (umpamanya ICU neonatal), dan bagian-bagian lain seperti anestesiologi, radiologi, dan kardiologi, tempat berbagai prosedur medis yang invasive kini dilakukan, telah meningkatkan kebutuhan linen (kap, masker, dan gaun), sebgaimana akibatnya, di banyak rumah sakit besar pencucian linen makin banyak dikontrakkan di perusahaan luar yang mengkhususkan diri dalam pekerjaan ini. Dimanapun linen yang kotor itu di proses, bagaimanapun, praktik-praktik pencegahan infeksi yang telah dianjurkan untuk pemrosesan linen secara aman, adalah sama.
Di rumah sakit dan klinik yang lebih kecil, pegawai rumah tangga dan staf pembersih akan terus bertanggung jawab dalam menangani dan memroses linen kotor dan barang lainnya. Untuk melakukan pekerjaan ini dengan baik, staf yang melaksanakan tugas ini harus dilatih dengan seksama dan secara teratur disupervisi. Tanpa ini, kecelakaan akan terjadi dan staf akan beresiko tinggi terpapar akan bahan-bahan infeksius dan mendapatkan infeksi yang berhubungan dengan pekerjaan (Economics Report 1994)



B.     TUJUAN
Konsep kunci yang akan dipelajari dalam bab ini meliputi :
·         Mengapa menangani dan memroses linen kotor secara hati-hati itu penting
·         Alat pelindung pribadi mana yang digunakan dan mengapa
·         Bagaimana linen yang kotor dikumpulkan dan dibawa
·         Bagaimana linen yang kotor harus dipilih, dicuci, dan di keringkan
·         Bagaimana linen yang bersih harus disimpan, dibawa, dan didistribusikan

BAB II
ISI
A.    DEFINISI
·         Detergen
bahan pembersih yang membuat antimicrobial hilang. Detergen (cair atau bubuk) komposisinya terdiri dari hidropilik (larut dalam air) dan lipopilik (melarutkan lemak) dan terbagi menjadi empat jenis ; anionic, kationik, ampoterik, dan deterjen nonionic.
·         Linen
Bahan-bahan dari kain yang digunakan dalam fasilitas perawatan kesehatan oleh staf rumah tangga (kain tempat tidur  dan handuk), staf pembersih (kain pembersih, gaun, dan kap), personel bedah (kap, masker, baju cuci, gaun bedah, drapes dan pembungkus), serta staf di unit khusus seperti ICU  dan unit-unit lain yang melakukan prosedur medic invasive (seperti anestesiologi, radiologi, atau kardiologi).
·         Linen kotor atau yang terkontaminasi (istilah digunakan bergantian)
Linen dari berbagai sumber di rumah sakit atau klinik yang dikumpulkan dan dibawa ke londri/binatu untuk di proses. Semua bahan, tidak perdulu kelihatannya kotor atau sudah dipakai dalam prosedur bedah, harus dicuci dan dikeringkan. Sekalipun masih terbungkus dan belum dipakai, kain steril harus dicuci sebelum dilakukan sterilisasi.
·         Pemilihan (sorting)
Proses pemeriksaan dan pengeluaran benda asing kadang-kadang benda berbahaya (seperti; benda tajam, pecahan gelas) dari linen kotor  sebelum pencucian. Langkah ini sangat penting karena linen kotor dari kamar bedah atau klinik kadang-kadang mengandung benda-benda tajam (seperti skapel, gunting tajam, jarum suntik dan jahit, dan jepitan handuk).
·         Perlukaan kerja atau infeksi
Suatu perlukaan atau infeksi yang di dapat oleh staf pelayanan kesehatan
·         Sabun dan deterjen (istilah digunakan bergantian)
Produk pembersih (batangan, cair, atau bubuk) yang menurunkan tegangan permukaan sehingga membantu mengeluarkan kotoran, debu, dan mikroorganisme sementara dari tangan. Sabun biasa memerlukan gosokan sampai menghilangkan mikroorganisme secara mekanis. Sabun antiseptic (antimicrobial) juga membunuh atau menghambat pertumbuhan kebanyakan mikroorganisme.

B.     MEMROSES LINEN
Memroses linen terdiri dari semua langkah yang diperlukan untuk mengumpulkan, membawa, dan memilih (menyortir) linen kotor dan membinatu (mencuci, mengeringkan, melipat, atau membungkus), kemudian berbagai sumber merupakan suatu proses yang rumit. Prinsip-prinsip dan langkah-langkah utamanya tercantum dalam Tabel 13-1. Staf yang ditugasi untuk mengumpulkan, membawa dan memilih linen kotor harus sangat berhati-hati. Mereka harus memakai pakaian tebal atau sarung tangan rumah tangga untuk mengurangi risiko perlukaan oleh jarum atau benda tajam, termasuk pecahan gelas. Staf yang bertanggung jawab terhadap pencucian barang kotor harus memakai sarung tangan rumah tangga, alat pelindung mata, dan apron plastic atau karet.
Tabel 13-1. Prinsip dan langkah utama dalam memroses linen
·         Staf rumah tangga dan binatu harus memakai sarung tangan dan alat pelindung pribadi lainnya apabila mengumpulkan, menangani, membawa, memilih, dan mencuci linen kotor.
·         Kalau mengumpulkan dan membawa linen kotor, tangani sesedikit mungkin dan dengan kontak minimum untuk mencegah perlukaan dan penyebaran mikroorganisme.
·         Anggaap semua bahan kain (umpamanya kain bedah, gaun, dan pembungkus) yang telah dipakai untuk suatu prossedur sebagai infeksius. Sekalipun tidak tampak adanya kontaminasi, bahan itu harus di binatu.
·         Bawa linen kotor dalam container yang tertutup atau kantong plastic untuk mencegah keterceceran, dan batasi linen kotor itu dalam area tertentu sampai dibawa ke binatu.
·         Pilih dengan hati-hati semua linen di area binatu sebelum dicuci. Jangan mulai memilih (presort) atau mencuci linen pada saat mau dipakai.



PENGGUNAAN PERLENGKAPAN PERLINDUNGAN DIRI
Tabel 13-2 adalah daftar perlengkapan perlindungan diri (PPD) yang dipakai staf dalam melakukan berbagai tugas yang berhubungan dengan pemrosesan linen.
Tabel 13-2. Perlengkapan Perlindungan Diri yang Dianjurkan dalam Pemrosesan Linen
Jenis PPD
Kapan dipakai
Sarung tangan (lebih baik sarung tangan rumah tangga yang digunakan dalam rumah tangga) dan sepatu tertutup yang melindungi kaki dari kejatuhan benda (tajam), darah yang terciprat, dan duh tubuh.



Apron plastic atau karet dan kaca mata pelindung
·         Menangani larutan desinfektan
·         Mengumpulkan dan menangani linen kotor.
·         Membawa linen kotor.
·         Memilih linen kotor.
·         Mencuci linen kotor dengan tangan.
·         Memasukkan linen ke dalam mesin cuci.
·         Memilih kain kotor.
·         Mencuci linen kotor dengan tangan
·         Memasukan linen kotor ke dalam mesin cuci

MENGUMPULKAN, MEMBAWA, DAN MEMILIH LINEN
Mengumpulakan dan membawa
Setelah prosedur medis dan bedah invasive atau selagi mengganti linen di kamar pasien :
·         Kumpulkan linen bekas pakai dalam kantong kain, kantong plastic, atau container yang ada tutupnya. Kalau linen terkontaminasi berat dengan darah atau cairan tubuh, dengan hati-hati gulungkan area yang terkontaminasi itu ke pusat  linen dan tempatkan dalam kantong yang tahan bocor atau container dengan penutup.
·         Kantong kain biasanya cukup untuk kebanyakan linen untuk merawat pasien. Kantong memerlukan proses yang sama seperti isinya.
·         Tangani linen kotor sesedikit mungkin dan jangan dikocok, untuk mencegah penyebaran mikroorganisme ke sekitarnya, personel, dan pasien lain.
·         Tidak perlu memakai kantong dobel atau menggunakan perlindungan lain untuk membawa linen dari pasien yang diisolasi.
·         Jangan memilih atau mencuci linen kotor di area perawatan pasien.
(CDC 1998; OSHA 1991).
·         Kumpulkan dan bawa linen kotor sesuai setiap prosedur, setiap hari, atau kalau di perlukan dari kamar paien.
·         Bawa linen kotor yang terkumpul dalam kantong tahan bocor, container dengan penutup, atau kereta yang tertutup ke area pemrosesan setiap hari atau lebih sering sebagaimana diperlukan.
·         Bawa kain kotor dan kain bersih secara terpisah. Kalau ada kereta atau container lain untuk linen kotor dan bersih harus ditandai dengan sangat jelas. Kalau tidak, bersihkan seluruh container dan kereta yang dipakai untuk membawa linen kotor sebelum dipakai untuk membawa linen bersih.
Memilih linen kotor
Area untuk memproses linen kotor harus terpisah dari area lainnya seperti yang dipakai untuk melipat dan memilih linen bersih, area perawatan pasien dan area penyediaaan makanan. Disamping itu, harus cukup ventilasi dan pembatas fisik (dinding) antara area linen bersih dan linen kotor.
Pemilihan linen secara aman itu penting sekali. Pemilihan harus dilakukan secara cermat karena linen yang kotor (duk yang lebar dan duk kecil/lap/handuk) dari kamar bedah atau area prosedur lainnya tidak jarang mengandung barang tajam (misalnya skapel, gunting tajam, jarum suntik dan jahit dan jepitan handuk yang tajam). Selain itu, dari pembersihan kamar tidur pasien dapat di peroleh kasa yang kotor atau terkena darah atau di basahi cairan tubuh lainnya. Barang-barang ini harus ditangani secara cermat dengan memakai sarung tangan pelindung, alat pelindung mata, dan apron plastic atau karet, dan harus di buang sepatutnya. Walaupun jarang, infeksi yang berhubungan dengan pemilihan dihubungkan dengan gagal mencuci tangan dan penggunaan PPD sepatutnya (Mc Donald 2002).
Linen kotor dapat juga mengandung bahan yang tidak infeksiua seperti gig palsu, gelas kacaa, dan alat bantu dengar. Bahan-bahan ini tidak mengancam terjadinya infeksi dan tidak perlu ditangani secara khusus.
Menyortir (mengumpulkan, membawa dan memilih linen )
a.       Mengumpulkan dan membawa linen dalam kantong kain, plastik, konteiner tertutup dengan cara :
·         Menyiapkan kantong plastik/ kontainer tertutup.
·         Dalam mengumpulkan linen kotor usahakan seminimal mungkin kontak dengan linen.
·         Memasukkan linen ke dalam kantong plasik/ container tetutup.
b.      Jangan memilih / mencuci linen kotor di area perawatan pasien.
c.       Tangani linen kotor sesedikit mungkin dan jangan dikocok.
d.      Membawa kain kotor dan bersih secara terpisah.
e.       Memilih linen kotor.
·         Area memilih linen kotor harus terpisah dari area lain.
·         Cukup ventilasi
·         Ada pembatas dinding antara area linen bersih dan linen kotor.

MENCUCI LINEN
Mencuci dan Mengeringkan
Semua bhan linen (misalnya sprei, kain bedah, masker, gaun) yang bersinggungan langsung dengan pasien harus dicuci secara seksama sebelum dipakai lagi. Dekontaminasi sebelum mencuci tidak diperlukan kecuali linen itu kotor sekali dan akan dicuci dengan tangan (berulang merendam linen dalam klorin, bahkan sengan larutan encer sekalipun dapat merusak kain lebih cepat). Tanggung jawab staf dalam memcuci linen dengan tangan adalah menggunakan PPD sebagaimana tercantum dalam tabel 13-2. Selain itu, para pekerja jangan membawa linen basah dan kotor dengan menyentuh badannya sekalipun mereka memakai apron plastic atau karet.
Mencuci linen Dekontaminasi sebelum mencuci tidak diperlukan kecuali linen kotor sekali dan akan dicuci dengan tangan (barulah merendam linen dalam klorin 0,5%) dengan cara :
a.       Menyiapkan air yang telah bercampur dengan klorin, dengan cara seperti yang telah disebutkan di atas ( mencampur klorin dan air ).
b.      Memasukkan linen yang kotor ke dalam air yang telah disiapkan.
c.       Merendam linen selama kurang lebih 10 menit
Mencuci dengan tangan
Langkah 1 : Cuci linen yang kotor sekali terpisah dari linen yang tidak kotor.
Langkah 2 : Cuci semuanya dalam air dengan sabun cair untuk mengeluarkan kotorannya, bahkan kalau                                                                                                                                                   tidak tampak sekalipun :
·         Pakai air hangat kalau ada.
·         Tambahkan pemutih (misalnya, 30-60 ml, kira-kira 2-3 sendok meja, dari larutan klorin 5%) untuk membantu membersihan dan tindakan terhadap bakteri.
·         Tambahkan asam (asam yang lemah) untuk mencegah linen jadi kuning, kalau diinginkan.
Langkah 3 : Periksa kebersihan cucian. Cuci ulang kalau ternyata masih kotor atau bernoda.
Langkah 4 : Bilas cucian itu dengan air bersih.
Mencuci dengan tangan
a.       Cuci linen yang kotor sekali terpisah dari linen yang tidak kotor dengan cara :
·         Menyediakan 2 ember yang masing-masing sudah terisi air.
·          Mencuci linen di masing-masing ember.
b.       Cuci semuanya dalam air dengan sabun cair untuk mengeluarkan kotorannya.
·         Pakai air hangat kalau ada.
·         Tambahkan pemutih misal 30-60 ml kira-kira 2-3 sendok meja. Dan klorin 0,3% untuk membantu membersihkan dan tindakan terhadap bakteri.
c.        Periksa kebersihan cucian, cuci ulang kalau ternyata masih kotor / bernoda dengan cara : 
·         Membentangkan linen yang sudah dicuci di bawah penerangan yang cukup.
·         Mengamati linen apakah masih ada noda yang tersisa.
d.       Bilas dengan air bersih dengan cara :
·         Membuang air bekas cucian.
·          Membilas linen yang telah dicuci dengan air mengalir sampai tidak berbusa lagi.





Mencuci dengan mesin
Langkah 1 : Cuci linen yang kotor sekali terpisah dari linen yang tidak kotor.
Langkah 2 : Sesuaikan suhu dan siklus waktu dari mesin menurut instruksi pabrik dan jenis sabun atau sabun pencuci lainnya yang akan dipakai. Baik siklus mencuci dingin maupun panas dengan pemutih menurunkan jumlah bakteri pada linen.
Mencuci dengan air panas
·         Gunakan air panas diatas 71’C dan sabun untuk membantu melepaskan kotoran.
·         Tambahkan pemutih dan asam seperti diatas.
·         Sesuaikan siklus waktu mesin menurut instruksi pabrik.
Langkah 3 : kalau siklus mencuci telah lengkap, periksa kebersihan linen. Cuci ulang kalau masih kotor atau bernoda. Linen yang kotor sekali memerlukan cuci ulang.
Mencuci dengan mesin cuci
a.       Cuci linen yang kotor sekali terpisah dari linen yang tidak kotor caranya:
·          Memisahkan linen yang kotor dengan yang sangat kotor.
·          Memasukkan linen yang sangat kotor terlebih dahulu ke dalam mesin cuci sambil diberi air dan sabun.
b.       Mengoperasionalkan mesin cuci
·         Sesuaikan suhu dan siklus waktu dari mesin cuci
·         Pakai air hangat kalau ada
·         Tambahkan pemutih misal 30-60 ml kira-kira 2-3 sendok meja dan klorin 0,3% untuk membantu membersihkan dan tindakan terhadap bakteri
c.        Periksa kebersihan cucian, cuci ulang kalau ternyata masih kotor / bernoda dengan cara seperti di atas.
d.       Bilas dengan air bersih dengan cara seperti di atas

Mengeringkan, memeriksa, dan melipat linen
Baik pencucian dengan tangan maupun dengan mesin, langkah-langkahnya lama.
Langkah 1 : keringkan di udara atau dengan mesin sebelum diproses selanjutnya. Keringkan di udara di bawah matahari, apabila mungkin, linen jangan sampai menyentuh tanah, jauhkan dari debu dan uap.
Langkah 2 : setelah bahan linen seluruhnya kering, periksa adanya lubang dan area yang using. Kalau ada, bahan itu harus ddi buang atau diperbaiki sebelum dipakai llagi atau disimpan. (kalau berlubang atau banyak area yang harus di perbaiki, bahan itu jangan di pakai lagi sebagai drape. Bahan dapat di potong-potong kecil dan digunakan sebagai lap pembersih)
Membuat standar akan membantu menentukan kapan drapes atau pembungkus linen harus dibuat menjadi lap. Umpamanya, suatu drape jangan memiliki area lebih dari 5 per 1 foot (12 inci) persegi atau 20% dari drape tertutup tambalan . tambalan harus dihindari karena akan menambah ketebalan linen dan mengurangi tembusan uap kalau di perlukan sterilisasi.
 



Langkah 3 : linen yang bersih dan kering harus disetrika sejauh diperlukan dan dilipat. Kalau drape bersih dan kering dapat diterima, drape itu dapat disetrika sebelum di tempatkan dalam rak atau dalam container untuk disimpan.
Mengeringkan , memeriksa dan melipat linen
a.       Keringkan di udara / mesin sebelum di proses selanjutnya. Bila di keringkan di udara di bawah sinar matahari linen jangan menyentuh tanah jauhkan dari debu dan asap.
b.      Setelah linen kering periksa adanya lubangdan area yang berlubang. Kalau ada bahan tersebut harus dibuang atau dipotong kecil-kecil untuk lap.
c.       Linen yang bersih dan kering harus disetrika dan dilipat
Kalau linen yang steril diperlukan siapkan dan sterilkan pak pembungkus seperti dibicarakan dalam Bab 11 dan Lampiran G. panduan yang dianjurkan untuk memroses linen kotor diikhtisarkan dalam Tabel 13-3.
MENYIMPAN, MEMBAWA, DAN MENDISTRIBUSIKAN LINEN BERSIH
Menyimpan linen kering
·         Simpan linen bersih dalam area penyimpanan tertutup yang bersih.
·         Gunakan penghalang fisik untuk memisahkan kamar melipat dan penyimpanan dari area kotor.
·         Rak harus bersih
·         Linen yang di simpan ditangani sesedikit mungkin
Menyimpan linen kering
Simpan di area penyimpanan tertutup yang bersih dengan cara :
a.       Menyiapkan almari khusus penyimpan linen.
b.       Masukkan linen yang telah terlipat satu-persatu.
 Gunakan penghalang fisik untuk memisahkan kamar melipat dan penyimpanan dari area kotor
c.       Rak harus selalu bersih.
d.       Linen yang disimpan ditangani sesedikit mungkin.

Membawa linen bersih
·         Linen bersih dan kotor harus dibawa terpisah
·         Container atau kereta yang dipakai membawa linen kotor harus dibersihkan dengan seksama sebelum digunakan untuk membawa linen bersih. Kalau container dan kereta  yang berbeda di gunakan untuk membawa linen bersih dan kotor, harus dipasang label.
·         Linen berssih harus dibungkus atau di tutupi selama dibawa untuk mencegah kontaminasi.
Membawa linen bersih
Linen bersih harus dibungkus atau ditutupi selama dibawa untuk mencegah kontaminasi.

Mendistribusikan linen bersih
·         Lindungi linen bersih sampai dibawa untuk digunakan.
·         Jangan meninggalkan linen ekstra di kamar pasien.
·         Tangani linen bersih sesedikit mungkin
·         Jangan mengebutkan linen bersih karena akan mengeluarkan debu
·         Bersihkan kasur kotor sebelum menaruh linen bersih diatasnya.
Mendistribusikan linen bersih
a.       Lindungi linen bersih sampai dibawa untuk digunakan dengan trolley tertutup
b.      Jangan meninggalkan linen extra di kamar pasien.
c.       Tangani linen bersih sesedikit mungkin.
d.      Jangan mengebutkan/mengibaskan linen bersih karena akan mengeluarkan debu.
e.        Bersihkan kasur kotor sebelum menaruh linen bersih di atasnya.







Table 13-3. panduan untuk memroses linen dan perlengkapan pelindung diri
Bahan
Dekontaminasi
Pembersihan
Desinfeksi Tingkat Tinggi
Sterilisasi
Kaca mata pelindung dan penutup wajah
Lap dengan larutan klorin 0,5% setelah setiap prosedur atau kalau tampak kotor
Cuci dengan air sabun cair dan air, bilas dengan air bersih, keringkan di udara atau handuk, setelah setiap prosedur atau kalau tampak kotor
Tidak perlu
Tidak perlu
Linen (kap, masker, baju cuci, gaun penutup)
Tidak perlu.(staf binatu harus memakai gaun, sarung tangan, sepatu tertutup, dan alat pelindung mata kalau menangani linen kotor).
Cuci dengan sabun cair dan air untuk menghilangkan semua partikel kotoran. Bilas dengan air bersih, keringkan di udara atau dengan mesin. Pakaian yang dikeringkan di udara dapat di setrika sebelum dipakai.
Tidak perlu
Tidak perlu
Apron (plastic atau karet yang berat)
Lap dengan larutan klorin 0,5%. Bilas dengan air bersih. Pada sore hari atau kalau tampak kotor.
Cuci dengan sabun cair dan air. Bilas dengan air bersih, keringkan di udara atau dengan handuk. Pada sore hari atau kalau tampak kotor.
Tidak perlu
Tidak perluj
Gaun bedah, duk linen dan pembungkus
Tidak perlu. (staf binatu harus memakai apron / celemek sarung tangan, dan alat pelindung sewaktu menagani linen kotor).
Cuci tangan dengan sabun cair dan air. Bilas dengan air bersih, udara atau mesin pengering sesudah dipakai.
Tidak prakis
Lebih diinginkan
Kertas atau plastic
Tempatkan  dalam container sampah yang tahan bosor atau kantong plastic




Jika air kran terkontaminasi, gunakan air yang dimasak selama 10 menit setelah mendidih dan saring untuk menghilangkan partikel (jika perlu), atau gunkan air yang sudah di campur klorin air yang sudah diolah dengan melarutkan kaporit (sodium hipoklorit) untuk membuat konsentrasi 0,0001%

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Bahwa pengelolaan linen kotor di ruangan rawat inap bukan hal yang bias diabaikan. Terutama karena linen kotor merupakan sumber infeksi yang dapat menjadi perantara tertularnya penyakit dari orang yang menderita penyakit infeksius keorang lain yang mempunyai daya tahan tubuh rendah.
B.     SARAN
Pada hakikatnya sebagai petugas kesehatan harus mengetahui dampak dari linen kotor untuk menghindari infeksi-infeksi yang akan di timbulkan. Mak diperluka kesadaran dari tiap individu untuk belajar dengan tujuan mengetahui dampak negative yang akan ditimbulkan dari linen kotor.

DAFTAR PUSTAKA

Maki DG, C Alvarado dan C Hassemer. 1986. Double-bagging of items from isolation rooms is unnesessary as an infection control measure: A comparative study of surface contamination with single and double bagging, Infect Control 7(11): 535-537
Managan LP. 2001. Infection control dogma: top 10 suspect. Infect Control Hosp Epidemiol 22(4): 243-247
McDonald LL. 2002. Linen services, in APIC Text of Infection Control and Epidemiology, chapter 75, APIC: Washington, DC
Pugliese G. 1989, Isolating and double bagging laundry: Is it really necessary? Health Facility Management 2(2): 16-20
Occupational Safety and Health Administration (OSHA), US Department of Labor, 1991. Occupational exposure to bloodborne pathogens: Final rule. Fed Regist 56(235): 64004-64182
Weinstein SA et al. 1989. Bacterial surface contamination of patient’s linen: isolation precautions versus standard care. Am J Infect Control 17(5): 264-267


Tidak ada komentar:

Posting Komentar