BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Banyaknya
tragedi yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini lebih kurangnya dipengaruhi
oleh keadaan fisiologis dan emosi seseorang. Karena seseorang yang tidak bisa
mengendalikan emosinya akan lebih mudah menyebabkan keributan dan kericuhan
ditempatnya berada. Selain itu keadaan yang menyebabkan emosi tempramental
antara lainnya adalah faktor stres yang terjadi pada manusia global ini.
Stres
disebabkan oleh banyak hal,terlebih lagi orang-orang yang tinggal di kota-kota
besar,selain urusan keluarga dan kerjaan ada banyak faktor yang memicu
timbulnya stres. Untuk itu selain memenuhi tugas sebagai mahasiswi kesehatan
kami membahas ini untuk menjadi sumber referensi dalam menghadapi stres kecil
atau stres berat.
B. TUJUAN
PENULISAN LAPORAN
1.
Memahami
definisi stres dan adaptasi
2.
Memahami
mekanisme stres dan adaptasi
3.
Memahami
faktor-faktor yang mempengaruhi stres dan adaptasi
4.
Memahami
proses penanganan stres
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI STRES DAN ADAPTASI
Stres adalah bentuk ketegangan dari
fisik,psikis,emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja
keseharian seseorang. Bahkan stres dapat membuat produktivitas menurun,rasa
sakit dan gangguan-gangguan mental. Sumber stres disebut stressor dan ketegangan
yang diakibatkan karena stres disebut strain.
Menurut Robbins (2001) stress juga
dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang
dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut
terdapat batasan atau penghalang. Menurut Handoko (1997),stress adalah suatu
kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi,proses berpikir dan kondisi
seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk
menghdapai lingkungannya. Sedangkan menurut Selye (1976) stress adalah segala situasi dimana tuntutan
non spesifik mengharuskan seorang individu untuk berrespon atau melakukan
tindakan.
Adaptasi adalah seuatu perubahan yang
menyertai individu dalam berrespons
terhadap perubahan yang ada dilingkungan dan dapat mempengaruhi keutuhan
tubuh baik secara fisiologis maupun psikologis yang akan menghasilkan perilaku
adaptif.
B. MEKANISME
STRES DAN ADAPTASI
Menurut J.Rober J.Van Amberg (1979)
dalam Dadang Hawari,2001 mekanisme stres dibagi menjadi 6 tahap :
1.
Tahap
pertama
Tahap ini merupakan tahap yang paling
ringan dan biasanya ditandai dengan munculnya semangat yang
berlebihan,penglihatan yang lebih tajam dari biasanya,mampu menyelesaikan tugas
lebih cepat dari biasanya,namun tanpa disadari cadangan energi dihabiskan dan
timbul rasa gugup yang berlebihan.
2.
Tahap
dua
Pada bagian ini efek stres yang semula
menyenangkan mulai menghilang dan timbul keluhan-keluhan karena habisnya
cadangan energi,keluhan yang sering timbul antara lain merasa letih sewaktu
bangun pagi dalam kondisi normal,cepat lelah menjelang sore,sering mengeluh
lambung atau perut tidak nyaman,jantung berdebar dengan irama tidak normal,otot
perut terasa tegang dan tidak bisa santai.
3.
Tahap
tiga
Jika pada tahap ini sebelumnya tidak
ditanggapi deng benar,maka keluhan akan semakin nyata,seperti gangguan lambung
dan usus (gastriti maag dan diare) ketegangan oto semakin terasa. Perasaan
tidak tenang,gangguan pola tidur (sulit untuk tidur maupun bangun),tubuh terasa
lemah dan tidak bertenaga.
4.
Tahap
empat
Setelah memeriksakan diri kedokter
sering kali dinyatakan tidak sakit, karena tidak ditemukan kelainan-kelainan
fisik terhadap organ tubuhnya,namun pada kondisi selanjutnya,akan muncul gejala
seperti gejala tidak mampu melakukan aktifitas rutin,kehilangan semangat,terlalu
lelah karena gangguan pola tidur,kemampuan mengingat serta memahami mulai
menurun dan adanya rasa takut dan cemas yang tidak jelas.
5.
Tahap
lima
Tahap ini ditandai dengan kelelahan
fisik yang sangat,tidak mampu menyelesaikan pekerjaan ringan dan sederhana,gangguan
pada sistem pencernaan semakin berat,semakin meningktnya rasa takut dan cemas.
6.
Tahap
enam
Tahap ini merupakan tahap
puncak,biasanya ditandai dengan timbul rasa panik dan takut mati yang
menyebabkan jantung berdetak semakin cepat,kesulitan untuk bernapas,tubuh
gemetar dan berkeringan ada kemungkinan terjadinya kolaps atau pingsan.
Ketika mengalami stres, orang
menggunakan energi fisiologis,psikologis,sosial budaya dan spiritual untuk
beradaptasi,jumlah energi yang dibutuhkan dan efektifiasnya upaya adaptasi
tersebut bergantung pada intesitas,lingkup,dan jangka waktu stressor,serta
jumlah stressor lainnya.
1.
Fisiologis
Riset klasik yang dilakukan
Selye 1976(dalam potter dan Perry,1997)membagi adaptasi fisiologi menjadi
sindrom adaptasi lokal(lokal adaptasi sindrom,LAS)dan sindrom adaptasi
umum(general adaptation syndrom-GAS)
Adaptasi fisiologis dapat
berupa:
LAS
(local Adaptation Syndroma)
Ciri-ciri LAS adalah :
a) Bersifat lokal yaitu tidak
melibatkan seluruh sistim tubuh
b) bersifat adaptif yaitu
diperluhkan stresor untuk menstimulasikan
c) bersifat jangka pendek yaitu
tidak berlangsung selamanya
d) bersifat restoratif yaitu
membantu memperbaiki homeostatis daerah atau bagian tubuh
GAS adalah
proses adaptasi bersifat umum atau sistemik.Misalnya apabila reaksi lokal tidak
dapat diatasi,maka timbul gangguan sistim atau seluruh tubuh lainya berupa
panas diseluruh tubuh,berkeringat,dll.
Gas terdiri 3 tahap :
a)
Tahap
reaksi merupakan tahap awal dari proses adaptasi,yaitu tahap dimana
individu siap menghadapi stresor yang akan masuk kedalam tubuh.tahap ini
ditandai dengan kesiagaan yang ditandai dengan perubahan fisiologis pengeluaran
hormon oleh hipotalamus yang menyebabkan kelenjar adrenal mengeluarkan
adrenalin ,yang selanjutnya memacu denyut jantung dan menyebabkan pernapasan
menjadi cepat dan dangkal,kemudian hipotalamus melepaskan hormon ACTH(hormon
adrenokortikotropik)yang dapat merangsang adrenal untuk mengeluarkan kortikoid
yang akan mempengaruhi berbagai fungsi tubuh.aktifitas hormonal yang ekstensif
tersebut mempersiapkan seseorang untuk ‘’fight or flight”
b)
Tahap
resistensi pada tahap ini tubuh mulai stabil,tingkat hormon tekanan darah dan
output jantung kembali kenormal.individu berupaya beradaptasi dengan stres.jika
stres dapat diselesaikan tubuh akan memperbaiki kerusakan yang mungkin telah
tejadi,namun jika stresor tidak hilang ia akan memasuki tingkat ke 3.
c) Tahap kelelahan ,tahap ini
ditandai dengan terjadinya kelelahan karena tubuh tidak mampu lagi menanggung
stres dan habisnya energi yang diperluhkan untuk beradaptasi,tubuh tidak mampu
melindungi dirinya sendiri menghadap stresor,regulasi fisiologis menurun,dan
jika stres terus berkelanjut dapat menyebabkan kematian.
2. Adaptasi psikologis
Adapatasi adalah proses
penyesuaian secara psikologis dengan cara melakukan mekanisme pertahanan diri
yang bertujuan untuk melindungi atau bertahan dari serangan atau hal yang tidak
menyenangkan.
adaptasi psikologis bisa bersifat
konstruktif dan destruktif.
perilaku yang konstruktif membantu
individu menerima tantangan untuk memecahkan konflik.perilaku destruktif ,tidak
membantu individu mengatasi stresor.
perilaku adaptasi juga mengacu pada
mekanisme koping(coping mechanisme)yang berorientasi pada tugas(task
oriented)dan mekanisme pertahanan diri(ego oriented).
1.Reaksi yang berorientasi pada tugas
.
Reaksi ini melibatkan
penggunaan kognitif untuk mengurangi stres dan memecahkan masalah.terdapat
3 jenis perilaku yang umum:
a)
Menyerang,yaitu
bertindak menghilangkan,mengatasi stresor,atau memenuhi kebutuhan,misalnya
berkonsultasi dengan orang yang ahli.
b)
Menarik
diri dari strsor secara fisik maupun emosi.
c)
Berkompromi,
yaitu mengubah metode yang biasa digunakan,mengganti tujuan.
2. Reaksi berorientasi pada ego
Reaksi ini dikenal sebagai mekanisme
pertahanan diri secara psikologis untuk mencegah gangguan psikologis yang lebih
dalam.
Mekanisme pertahanan diri tersebut adalah:
a) Rasionalisasi:berusaha
memberikan alasan yang rasional sehingga masalah yang dihadapinya dapat
teratasi.
b) Pengalihan:upaya untuk mengatasi
masalah psikologis dengan melakukan pengalihan tingka laku pada obiek
lain,contohnya jika seseorang terganggu akibat situasi gaduh yang disebabkan
oleh temannya ,maka ia berupaya mengalahkan temannya itu.
c) Kompensasi;mengatasi masalah
dengan mencari kepuasan pada keadaan lain.misalnya seseorang memiliki masalah
karena menurunnya daya ingat ,maka disisi lain ia berusaha menonjolkan bakat
melukis yang dimilikinya.
d) Identifikasi:meniru perilaku
orang lain dan berusaha mengikuti sifat,karakteristik dan tindakan orang
tersebut.
e) Represi;mencoba menghilangkan
pikiran masa lalu yang buruk dengan melupakan atau menahannya di alam bawah
sadar dan sengaja melupakannya.
f) Supresi: berusaha menekan
masalah yang secara sadar tidak diterima dan tidak memikirkan hal-hal yang
kurang menyenangkan.
g)
Penyangkalan;
upay pertahanan diri dengan cara menyangkal masalah yang dihadapi atau tidak
mau menerimah kenyataan yang dihadapinya.misalnya menolak kenyataan pasangan
sudah meninggal dunia dengan cara tetap melakukan rutinitas seolah-olah
pasangan masih ada.
3.
Adaptasi
sosial budaya
Merupakan
cara untuk mengadakan perubahan dengan melakukan proses penyesuaian perilaku
yang sesuai dengan normal yang berlaku dimasanyarakat.misalnya seseorang yang
tinggal dalam lingkungan masnyarakat dengan budaya gotong royong akan berupaya
beradaptasi dengan lingkungannya tersebut
4.
Adaptasi
spiritual
Proses
penyesuaian diri dengan melakukan perubahan perilaku yang didasarkan pada
keyakinan atau kepercayaan yang dimilikisesuai dengan agama yang dianutnya.misalnya
apabila mengalami stres, seseorang akan giat melakukan ibadah,seperti rjin
sumbayang,puasa dan sebagainya.
C. FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI STRESS DAN ADAPTASI
Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stress
disebut stressors. Meskipun stress dapat diakibatkan oleh hanya satu stressors,
biasanya karyawan mengalami stress karena kombinasi stressors.
Menurut
Robbins (2001:565-567) ada tiga sumber utama yang dapat menyebabkan timbulnya
stress yaitu:
1) Faktor
Lingkungan
Keadaan lingkungan yang tidak menentu akan dapat
menyebabkan pengaruh pembentukan struktur organisasi yang tidak sehat terhadap
karyawan.
Dalam faktor lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stress bagi karyawan yaitu ekonomi, politik dan teknologi. Perubahan yang sangat cepat karena adanya penyesuaian terhadap ketiga hal tersebut membuat seseorang mengalami ancaman terkena stress. Hal ini dapat terjadi, misalnya perubahan teknologi yang begitu cepat. Perubahan yang baru terhadap teknologi akan membuat keahlian seseorang dan pengalamannya tidak terpakai karena hampir semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan cepat dan dalam waktu yang singkat dengan adanya teknologi yang digunakannya.
Dalam faktor lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stress bagi karyawan yaitu ekonomi, politik dan teknologi. Perubahan yang sangat cepat karena adanya penyesuaian terhadap ketiga hal tersebut membuat seseorang mengalami ancaman terkena stress. Hal ini dapat terjadi, misalnya perubahan teknologi yang begitu cepat. Perubahan yang baru terhadap teknologi akan membuat keahlian seseorang dan pengalamannya tidak terpakai karena hampir semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan cepat dan dalam waktu yang singkat dengan adanya teknologi yang digunakannya.
2) Faktor
Organisasi
Didalam organisasi terdapat beberapa
faktor yang dapat menimbulkan stress yaitu role demands, interpersonal demands,
organizational structure dan organizational leadership.
Pengertian dari masing-masing faktor organisasi tersebut adalah sebagai berikut :
Pengertian dari masing-masing faktor organisasi tersebut adalah sebagai berikut :
a) Role Demands
Peraturan dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak
jelas dalam suatu organisasi akan mempengaruhi peranan seorang karyawan untuk
memberikan hasil akhir yang ingin dicapai bersama dalam suatu organisasi
tersebut.
b) Interpersonal
Demands
Mendefinisikan tekanan yang diciptakan oleh karyawan
lainnya dalam organisasi. Hubungan komunikasi yang tidak jelas antara karyawan
satu dengan karyawan lainnya akan dapat menyebabkan komunikasi yang tidak
sehat. Sehingga pemenuhan kebutuhan dalam organisasi terutama yang berkaitan
dengan kehidupan sosial akan menghambat perkembangan sikap dan pemikiran antara
karyawan yang satu dengan karyawan lainnya.
c) Organizational
Structure
Mendefinisikan tingkat perbedaan dalam organisasi
dimana keputusan tersebut dibuat dan jika terjadi ketidak jelasan dalam
struktur pembuat keputusan atau peraturan maka akan dapat mempengaruhi kinerja
seorang karyawan dalam organisasi.
d) Organizational
Leadership
Berkaitan dengan peran yang akan dilakukan oleh
seorang pimpinan dalam suatu organisasi. Karakteristik pemimpin menurut The
Michigan group (Robbins, 2001:316) dibagi dua yaitu karakteristik pemimpin yang
lebih mengutamakan atau menekankan pada hubungan yang secara langsung antara
pemimpin dengan karyawannya serta karakteristik pemimpin yang hanya
mengutamakan atau menekankan pada hal pekerjaan saja.
Empat faktor organisasi di atas juga akan menjadi
batasan dalam mengukur tingginya tingkat stress. Pengertian dari tingkat stress
itu sendiri adalah muncul dari adanya kondisi-kondisi suatu pekerjaan atau
masalah yang timbul yang tidak diinginkan oleh individu dalam mencapai suatu
kesempatan, batasan-batasan, atau permintaan-permintaan dimana semuanya itu
berhubungan dengan keinginannya dan dimana hasilnya diterima sebagai sesuatu
yang tidak pasti tapi penting (Robbins,2001:563).
3. Faktor
Individu
Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini
muncul dari dalam keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi
dari keturunan. Hubungan pribadi antara keluarga yang kurang baik akan
menimbulkan akibat pada pekerjaan yang akan dilakukan karena akibat tersebut
dapat terbawa dalam pekerjaan seseorang. Sedangkan masalah ekonomi tergantung
dari bagaimana seseorang tersebut dapat menghasilkan penghasilan yang cukup
bagi kebutuhan keluarga serta dapat menjalankan keuangan tersebut dengan
seperlunya. Karakteristik pribadi dari keturunan bagi tiap individu yang dapat
menimbulkan stress terletak pada watak dasar alami yang dimiliki oleh seseorang
tersebut. Sehingga untuk itu, gejala stress yang timbul pada tiap-tiap
pekerjaan harus diatur dengan benar dalam kepribadian seseorang.
Adaptasi adalah penyesuaian diri
terhadap suatu penilaian. Dalam hal ini respon individu terhadap suatu
perubahan yang ada dilingkungan yang dapat mempengaruhi keutuhan tubuh baik
secara fisiologis maupun psikologis dalam perilaku adaptip. Hasil dari perilaku
ini dapat berupa usaha untuk mempertahankan keseimbangan dari suatu keadaan
agar dapat kembali pada keadaan normal, namun setiap orang akan berbeda dalam
perilaku adaptip ada yang dapat berjalan dengan cepat namun ada pula yang
memerlukan waktu lama tergantung dari kematangan mental orang itu tersebut.
Adaptasi
terhadap stress dapat berupa :
a) Adaptasi
fisiologis
Adaptasi fisiologis adalah proses
penyesuaian diri secara alamiah atau secara fisiologis untuk mempertahankan
keseimbangan dalam berbagai faktor yang menimbulkan keadaan menjadi tidak
seimbang contoh: masuknya kuman pennyakit ketubuh manusia.
b) Adaptasi
psikologi
Adaptasi secara psikologis dapat
dibagi menjadi dua yaitu:
• LAS ( general adaptation syndroma) adalah apabila kejadiannya atau proses adaptasi bersifat lokal contoh: seperti ketika kulit terinfeksi maka akan terjadi disekitar kulit tersebut kemerahan, bengkak, nyeri, panas dll yang sifatnya lokal atau pada daerah sekitar yang terkena.
• LAS ( general adaptation syndroma) adalah apabila kejadiannya atau proses adaptasi bersifat lokal contoh: seperti ketika kulit terinfeksi maka akan terjadi disekitar kulit tersebut kemerahan, bengkak, nyeri, panas dll yang sifatnya lokal atau pada daerah sekitar yang terkena.
• GAS ( general adaptation syndroma) adalah apabila reaksi lokal tidak dapat diaktifitasi
maka dapat menyebabkan gangguan dan secara sistemik tubuh akan melakukan proses
penyesuaian diri seperti panas di seluruh tubuh, berkeringat.
D. PROSES PENANGANAN STRES
1) Temukan pemicunya. Ketika
mengalami stres, kita perlu tahu apa yang memicu itu. Ini akan membantu
menemukan solusi terbaik untuk menghilangkan stres. Bagi banyak orang mereka
merasa stres karena pekerjaan mereka, sehingga setelah tiba di rumah, akan
menghabiskan banyak waktu untuk melakukan apa pun metode yang dipilih untuk
membantu menemukan bantuan.
2) Latihan mengatasi sementara.
3) Berolahraga adalah ide yang
baik karena ini akan membantu membuat tubuh menjadi rileks.
1)
Meditasi
2)
Berjalan
3)
Jogging
4)
Membaca
5)
Mendengarkan
musik favorit Anda.
Para profesional
menggunakan wawancara atau kuesioner untuk menentukan tingkat stres. Berikut
adalah beberapa metode tentang bagaimana mereka mengevaluasi tingkat stres:
1) Pendataan Stres Harian, ini
adalah alat pelaporan pribadi yang dirancang untuk digunakan pasien yang
berkonsentrasi pada hal-hal kecil yang mungkin tidak dipertimbangkan sebagai
sumber utama stres.
2) Biofeedback. Kali ini,
profesional medis menggunakan mesin untuk memeriksa kegiatan-kegiatan khusus
tubuh dan pola kebiasaan yang tidak disadari pasien. Dalam perawatan ini,
dokter akan menggunakan reaksi pasien untuk menciptakan kesadaran respon
terhadap stres fisik. Denyut jantung, tekanan darah, laju pernapasan, gelombang
otak, ketegangan otot, ketahanan kulit dan temperatur semua diukur. Metode
biofeedback memungkinkan untuk mencegah masalah stres di masa depan dengan
mengenali akar masalahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar