Sabtu, 07 Oktober 2017

MAKALAH STRESS DAN ADAPTASI



BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Banyaknya tragedi yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini lebih kurangnya dipengaruhi oleh keadaan fisiologis dan emosi seseorang. Karena seseorang yang tidak bisa mengendalikan emosinya akan lebih mudah menyebabkan keributan dan kericuhan ditempatnya berada. Selain itu keadaan yang menyebabkan emosi tempramental antara lainnya adalah faktor stres yang terjadi pada manusia global ini.
Stres disebabkan oleh banyak hal,terlebih lagi orang-orang yang tinggal di kota-kota besar,selain urusan keluarga dan kerjaan ada banyak faktor yang memicu timbulnya stres. Untuk itu selain memenuhi tugas sebagai mahasiswi kesehatan kami membahas ini untuk menjadi sumber referensi dalam menghadapi stres kecil atau stres berat.

B.   TUJUAN PENULISAN LAPORAN
1.    Memahami definisi stres dan adaptasi
2.    Memahami mekanisme stres dan adaptasi
3.    Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi stres dan adaptasi
4.    Memahami proses penanganan stres

BAB II
PEMBAHASAN
A.   DEFINISI STRES DAN ADAPTASI
Stres adalah bentuk ketegangan dari fisik,psikis,emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stres dapat membuat produktivitas menurun,rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Sumber stres disebut stressor dan ketegangan yang diakibatkan karena stres disebut strain.
Menurut Robbins (2001) stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Menurut Handoko (1997),stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi,proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghdapai lingkungannya. Sedangkan menurut Selye (1976)  stress adalah segala situasi dimana tuntutan non spesifik mengharuskan seorang individu untuk berrespon atau melakukan tindakan.
Adaptasi adalah seuatu perubahan yang menyertai individu dalam berrespons  terhadap perubahan yang ada dilingkungan dan dapat mempengaruhi keutuhan tubuh baik secara fisiologis maupun psikologis yang akan menghasilkan perilaku adaptif.

B.   MEKANISME STRES DAN ADAPTASI
Menurut J.Rober J.Van Amberg (1979) dalam Dadang Hawari,2001 mekanisme stres dibagi menjadi 6 tahap  :
1.         Tahap pertama
Tahap ini merupakan tahap yang paling ringan dan biasanya ditandai dengan munculnya semangat yang berlebihan,penglihatan yang lebih tajam dari biasanya,mampu menyelesaikan tugas lebih cepat dari biasanya,namun tanpa disadari cadangan energi dihabiskan dan timbul rasa gugup yang berlebihan.
2.         Tahap dua
Pada bagian ini efek stres yang semula menyenangkan mulai menghilang dan timbul keluhan-keluhan karena habisnya cadangan energi,keluhan yang sering timbul antara lain merasa letih sewaktu bangun pagi dalam kondisi normal,cepat lelah menjelang sore,sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman,jantung berdebar dengan irama tidak normal,otot perut terasa tegang dan tidak bisa santai.
3.             Tahap tiga
Jika pada tahap ini sebelumnya tidak ditanggapi deng benar,maka keluhan akan semakin nyata,seperti gangguan lambung dan usus (gastriti maag dan diare) ketegangan oto semakin terasa. Perasaan tidak tenang,gangguan pola tidur (sulit untuk tidur maupun bangun),tubuh terasa lemah dan tidak bertenaga.
4.             Tahap empat
Setelah memeriksakan diri kedokter sering kali dinyatakan tidak sakit, karena tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik terhadap organ tubuhnya,namun pada kondisi selanjutnya,akan muncul gejala seperti gejala tidak mampu melakukan aktifitas rutin,kehilangan semangat,terlalu lelah karena gangguan pola tidur,kemampuan mengingat serta memahami mulai menurun dan adanya rasa takut dan cemas yang tidak jelas.
5.             Tahap lima
Tahap ini ditandai dengan kelelahan fisik yang sangat,tidak mampu menyelesaikan pekerjaan ringan dan sederhana,gangguan pada sistem pencernaan semakin berat,semakin meningktnya rasa takut dan cemas.
6.             Tahap enam
Tahap ini merupakan tahap puncak,biasanya ditandai dengan timbul rasa panik dan takut mati yang menyebabkan jantung berdetak semakin cepat,kesulitan untuk bernapas,tubuh gemetar dan berkeringan ada kemungkinan terjadinya kolaps atau pingsan.
Ketika mengalami stres, orang menggunakan energi fisiologis,psikologis,sosial budaya dan spiritual untuk beradaptasi,jumlah energi yang dibutuhkan dan efektifiasnya upaya adaptasi tersebut bergantung pada intesitas,lingkup,dan jangka waktu stressor,serta jumlah stressor lainnya.
1.    Fisiologis
Riset klasik yang dilakukan Selye 1976(dalam potter dan Perry,1997)membagi adaptasi fisiologi menjadi sindrom adaptasi lokal(lokal adaptasi sindrom,LAS)dan sindrom adaptasi umum(general adaptation syndrom-GAS)
Adaptasi fisiologis dapat berupa:
LAS (local Adaptation Syndroma)
Ciri-ciri LAS adalah :
a)    Bersifat lokal yaitu tidak melibatkan seluruh sistim tubuh
b)    bersifat adaptif yaitu diperluhkan stresor untuk menstimulasikan
c)    bersifat jangka pendek yaitu tidak berlangsung selamanya
d)    bersifat restoratif yaitu membantu memperbaiki homeostatis daerah atau bagian tubuh
GAS adalah proses adaptasi bersifat umum atau sistemik.Misalnya apabila reaksi lokal tidak dapat diatasi,maka timbul gangguan sistim atau seluruh tubuh lainya berupa panas diseluruh tubuh,berkeringat,dll.
Gas terdiri 3 tahap      :
a)    Tahap reaksi merupakan tahap awal dari proses adaptasi,yaitu tahap dimana individu siap menghadapi stresor yang akan masuk kedalam tubuh.tahap ini ditandai dengan kesiagaan yang ditandai dengan perubahan fisiologis pengeluaran hormon oleh hipotalamus yang menyebabkan kelenjar adrenal mengeluarkan adrenalin ,yang selanjutnya memacu denyut jantung dan menyebabkan pernapasan menjadi cepat dan dangkal,kemudian hipotalamus melepaskan hormon ACTH(hormon adrenokortikotropik)yang dapat merangsang adrenal untuk mengeluarkan kortikoid yang akan mempengaruhi berbagai fungsi tubuh.aktifitas hormonal yang ekstensif tersebut mempersiapkan seseorang untuk ‘’fight or flight”
b)    Tahap resistensi pada tahap ini tubuh mulai stabil,tingkat hormon tekanan darah dan output jantung kembali kenormal.individu berupaya beradaptasi dengan stres.jika stres dapat diselesaikan tubuh akan memperbaiki kerusakan yang mungkin telah tejadi,namun jika stresor tidak hilang ia akan memasuki tingkat ke 3.
c)    Tahap kelelahan ,tahap ini ditandai dengan terjadinya kelelahan karena tubuh tidak mampu lagi menanggung stres dan habisnya energi yang diperluhkan untuk beradaptasi,tubuh tidak mampu melindungi dirinya sendiri menghadap stresor,regulasi fisiologis menurun,dan jika stres terus berkelanjut dapat menyebabkan kematian.

2.    Adaptasi psikologis
Adapatasi adalah proses penyesuaian secara psikologis dengan cara melakukan mekanisme pertahanan diri yang bertujuan untuk melindungi atau bertahan dari serangan atau hal yang tidak menyenangkan.
adaptasi psikologis bisa bersifat konstruktif dan destruktif.
perilaku yang konstruktif membantu individu menerima tantangan untuk memecahkan konflik.perilaku destruktif ,tidak membantu individu mengatasi stresor.
perilaku adaptasi juga mengacu pada mekanisme koping(coping mechanisme)yang berorientasi pada tugas(task oriented)dan mekanisme pertahanan diri(ego oriented).
1.Reaksi yang berorientasi pada tugas .
 Reaksi ini melibatkan penggunaan  kognitif untuk mengurangi stres dan  memecahkan    masalah.terdapat 3 jenis perilaku yang umum:
a)    Menyerang,yaitu bertindak menghilangkan,mengatasi stresor,atau memenuhi kebutuhan,misalnya berkonsultasi dengan orang yang ahli.
b)    Menarik diri dari strsor secara fisik maupun emosi.
c)    Berkompromi, yaitu mengubah metode yang biasa digunakan,mengganti tujuan.
2. Reaksi berorientasi pada ego
Reaksi ini dikenal sebagai mekanisme pertahanan diri secara psikologis untuk mencegah gangguan psikologis yang lebih dalam.
Mekanisme pertahanan diri tersebut adalah:
a)    Rasionalisasi:berusaha memberikan alasan yang rasional sehingga masalah yang dihadapinya dapat teratasi.
b)    Pengalihan:upaya untuk mengatasi masalah psikologis dengan melakukan pengalihan tingka laku pada obiek lain,contohnya jika seseorang terganggu akibat situasi gaduh yang disebabkan oleh temannya ,maka ia berupaya mengalahkan temannya itu.
c)    Kompensasi;mengatasi masalah dengan mencari kepuasan pada keadaan lain.misalnya seseorang memiliki masalah karena menurunnya daya ingat ,maka disisi lain ia berusaha menonjolkan bakat melukis yang dimilikinya.
d)    Identifikasi:meniru perilaku orang lain dan berusaha mengikuti sifat,karakteristik dan tindakan orang tersebut.
e)    Represi;mencoba menghilangkan pikiran masa lalu yang buruk dengan melupakan atau menahannya di alam bawah sadar dan sengaja melupakannya.
f)     Supresi: berusaha menekan masalah yang secara sadar tidak diterima dan tidak memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan.
g)    Penyangkalan; upay pertahanan diri dengan cara menyangkal masalah yang dihadapi atau tidak mau menerimah kenyataan yang dihadapinya.misalnya menolak kenyataan pasangan sudah meninggal dunia dengan cara tetap melakukan rutinitas seolah-olah pasangan masih ada.
3.    Adaptasi sosial budaya
Merupakan cara untuk mengadakan perubahan dengan melakukan proses penyesuaian perilaku yang sesuai dengan normal yang berlaku dimasanyarakat.misalnya seseorang yang tinggal dalam lingkungan masnyarakat dengan budaya gotong royong akan berupaya beradaptasi dengan lingkungannya tersebut
4.    Adaptasi spiritual
Proses penyesuaian diri dengan melakukan perubahan perilaku yang didasarkan pada keyakinan atau kepercayaan yang dimilikisesuai dengan agama yang dianutnya.misalnya apabila mengalami stres, seseorang akan giat melakukan ibadah,seperti rjin sumbayang,puasa dan sebagainya.














C.   FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRESS DAN ADAPTASI
Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stress disebut stressors. Meskipun stress dapat diakibatkan oleh hanya satu stressors, biasanya karyawan mengalami stress karena kombinasi stressors.
Menurut Robbins (2001:565-567) ada tiga sumber utama yang dapat menyebabkan timbulnya stress yaitu:
1)    Faktor Lingkungan
Keadaan lingkungan yang tidak menentu akan dapat menyebabkan pengaruh pembentukan struktur organisasi yang tidak sehat terhadap karyawan.
Dalam faktor lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stress bagi karyawan yaitu ekonomi, politik dan teknologi. Perubahan yang sangat cepat karena adanya penyesuaian terhadap ketiga hal tersebut membuat seseorang mengalami ancaman terkena stress. Hal ini dapat terjadi, misalnya perubahan teknologi yang begitu cepat. Perubahan yang baru terhadap teknologi akan membuat keahlian seseorang dan pengalamannya tidak terpakai karena hampir semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan cepat dan dalam waktu yang singkat dengan adanya teknologi yang digunakannya.

2)    Faktor Organisasi
Didalam organisasi terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan stress yaitu role demands, interpersonal demands, organizational structure dan organizational leadership.
Pengertian dari masing-masing faktor organisasi tersebut adalah sebagai berikut :
a)    Role Demands
Peraturan dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas dalam suatu organisasi akan mempengaruhi peranan seorang karyawan untuk memberikan hasil akhir yang ingin dicapai bersama dalam suatu organisasi tersebut.

b)    Interpersonal Demands
Mendefinisikan tekanan yang diciptakan oleh karyawan lainnya dalam organisasi. Hubungan komunikasi yang tidak jelas antara karyawan satu dengan karyawan lainnya akan dapat menyebabkan komunikasi yang tidak sehat. Sehingga pemenuhan kebutuhan dalam organisasi terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial akan menghambat perkembangan sikap dan pemikiran antara karyawan yang satu dengan karyawan lainnya.
c)    Organizational Structure
Mendefinisikan tingkat perbedaan dalam organisasi dimana keputusan tersebut dibuat dan jika terjadi ketidak jelasan dalam struktur pembuat keputusan atau peraturan maka akan dapat mempengaruhi kinerja seorang karyawan dalam organisasi.
d)    Organizational Leadership
Berkaitan dengan peran yang akan dilakukan oleh seorang pimpinan dalam suatu organisasi. Karakteristik pemimpin menurut The Michigan group (Robbins, 2001:316) dibagi dua yaitu karakteristik pemimpin yang lebih mengutamakan atau menekankan pada hubungan yang secara langsung antara pemimpin dengan karyawannya serta karakteristik pemimpin yang hanya mengutamakan atau menekankan pada hal pekerjaan saja.
Empat faktor organisasi di atas juga akan menjadi batasan dalam mengukur tingginya tingkat stress. Pengertian dari tingkat stress itu sendiri adalah muncul dari adanya kondisi-kondisi suatu pekerjaan atau masalah yang timbul yang tidak diinginkan oleh individu dalam mencapai suatu kesempatan, batasan-batasan, atau permintaan-permintaan dimana semuanya itu berhubungan dengan keinginannya dan dimana hasilnya diterima sebagai sesuatu yang tidak pasti tapi penting (Robbins,2001:563).
3.    Faktor Individu
Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan. Hubungan pribadi antara keluarga yang kurang baik akan menimbulkan akibat pada pekerjaan yang akan dilakukan karena akibat tersebut dapat terbawa dalam pekerjaan seseorang. Sedangkan masalah ekonomi tergantung dari bagaimana seseorang tersebut dapat menghasilkan penghasilan yang cukup bagi kebutuhan keluarga serta dapat menjalankan keuangan tersebut dengan seperlunya. Karakteristik pribadi dari keturunan bagi tiap individu yang dapat menimbulkan stress terletak pada watak dasar alami yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Sehingga untuk itu, gejala stress yang timbul pada tiap-tiap pekerjaan harus diatur dengan benar dalam kepribadian seseorang.
Adaptasi adalah penyesuaian diri terhadap suatu penilaian. Dalam hal ini respon individu terhadap suatu perubahan yang ada dilingkungan yang dapat mempengaruhi keutuhan tubuh baik secara fisiologis maupun psikologis dalam perilaku adaptip. Hasil dari perilaku ini dapat berupa usaha untuk mempertahankan keseimbangan dari suatu keadaan agar dapat kembali pada keadaan normal, namun setiap orang akan berbeda dalam perilaku adaptip ada yang dapat berjalan dengan cepat namun ada pula yang memerlukan waktu lama tergantung dari kematangan mental orang itu tersebut.

Adaptasi terhadap stress dapat berupa :
a)    Adaptasi fisiologis
Adaptasi fisiologis adalah proses penyesuaian diri secara alamiah atau secara fisiologis untuk mempertahankan keseimbangan dalam berbagai faktor yang menimbulkan keadaan menjadi tidak seimbang contoh: masuknya kuman pennyakit ketubuh manusia.

b)    Adaptasi psikologi
Adaptasi secara psikologis dapat dibagi menjadi dua yaitu:
• LAS ( general adaptation syndroma)
adalah apabila kejadiannya atau proses adaptasi bersifat lokal contoh: seperti  ketika kulit terinfeksi maka akan terjadi disekitar kulit tersebut kemerahan, bengkak, nyeri, panas dll yang sifatnya lokal atau pada daerah sekitar yang terkena.
• GAS ( general adaptation syndroma) adalah apabila reaksi lokal tidak dapat diaktifitasi maka dapat menyebabkan gangguan dan secara sistemik tubuh akan melakukan proses penyesuaian diri seperti panas di seluruh tubuh, berkeringat.

D.   PROSES PENANGANAN STRES
1)    Temukan pemicunya. Ketika mengalami stres, kita perlu tahu apa yang memicu itu. Ini akan membantu menemukan solusi terbaik untuk menghilangkan stres. Bagi banyak orang mereka merasa stres karena pekerjaan mereka, sehingga setelah tiba di rumah, akan menghabiskan banyak waktu untuk melakukan apa pun metode yang dipilih untuk membantu menemukan bantuan.
2)    Latihan mengatasi sementara.
3)    Berolahraga adalah ide yang baik karena ini akan membantu membuat tubuh menjadi rileks.
1)    Meditasi
2)    Berjalan
3)    Jogging
4)    Membaca
5)    Mendengarkan musik favorit Anda.
Para profesional menggunakan wawancara atau kuesioner untuk menentukan tingkat stres. Berikut adalah beberapa metode tentang bagaimana mereka mengevaluasi tingkat stres:
1)    Pendataan Stres Harian, ini adalah alat pelaporan pribadi yang dirancang untuk digunakan pasien yang berkonsentrasi pada hal-hal kecil yang mungkin tidak dipertimbangkan sebagai sumber utama stres.
2)    Biofeedback. Kali ini, profesional medis menggunakan mesin untuk memeriksa kegiatan-kegiatan khusus tubuh dan pola kebiasaan yang tidak disadari pasien. Dalam perawatan ini, dokter akan menggunakan reaksi pasien untuk menciptakan kesadaran respon terhadap stres fisik. Denyut jantung, tekanan darah, laju pernapasan, gelombang otak, ketegangan otot, ketahanan kulit dan temperatur semua diukur. Metode biofeedback memungkinkan untuk mencegah masalah stres di masa depan dengan mengenali akar masalahnya.


DAFTAR PUSTAKA








Tidak ada komentar:

Posting Komentar